Salah-satu keagungan bulan Zulhijjah inilah adalah
dilaksanakannya perintah kurban. Kurban itu sendiri diambil dari bahasa Arab
yang bermakna dekat. Sehingga pelaksanaan kurban pun dimaksudkan untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jadi, hewan
ternak yang disembelih merupakan satu cara untuk mendekatkan diri kepada
Allah Swt.
Ibadah kurban ini bermula dari kisah menarik yang
terjadi antara Ibrahim, Ismal dan Hajar. Tiga manusia in merupakan manusia
panutan sepanjang masa. Rela mengorbankan perasaan kemanusiaannya demi perintah
Tuhan. Sehingga nama mereka abadi dikenang umat manusia berbilang masa. Ibrahim
tampil sebagai serang bapak sekjaligus pemimpin atau khalifah yang sempurna,
yang rela mengorbankan perasaan sayang pada buah hati demi Tuhan Sang Pemlik
abadi si buah hati tersebut. Hajar rela mengorbankan rasa bela kasih seorang bunda
demi patuh dan taat pada suami yang mendapat perintah Allah Swt. Sang anak tak
peduli dengan nyawa sendiri demi ketaatan Allah Swt.
Upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan
fitrah manusia. Tak satupun manusia yang tak ingin dekat dengan Zat Yang Maha
Sempurna. Pun seorang yang mengaku ateis sekalipun, dalam hati kecilnya tetap
ingin dekat dengan Tuhan. Kalau tak percaya tengoklah ketika orang yang amat
dicintainya sedang dilanda sakit keras yang hampir dijemut ajal. Dalam hatinya
akan terucap nama God, atau Tuhan, atau Allah di puncak rasa risaunya.
Selain dengan cara berkurban di bulan haji, cara mendekatkan
diri kepada Allah Swt. bermacam bagai. Mulai dari doktrin agama hingga
mengikuti hati nurani semata.
Tuhan merupakan Zat yang Maha Suci, untuk itu, dalam
banyak tarikat agama, jalan atau stasiun pertama untuk dekat dengan Tuhan
melalui penyucian diri, zahir dan batin. Dalam Islam, penyucian zahir itu
ditandai dengan wudhuk atau mandi taubat, lalu beristighfar sebanyak mungkin. Secara
batin, seorang pejalan menuju Tuhan (salik) mulai bertobat dari segala hal yang
berbau dosa, terutama hati. Hati dibersihkan dari angan-angan melakukan
kemaksiatan. Dibersihkan dari sangka buruk kepada Tuhan dan sangka buruk kepada
sesame manusia. Disucikan dari segala sifat mazmumah atau tercela. Sifat itu bisa
berupa hasad, dengki, khianat, dendam, iri hati, sombong, ujub, sum’ah, riya
dan lain sebagainya.
Jika hari ini kita tak sanggup mengorbankan anak; kekasih
tercinta demi Tuhan, maka sembelihlah hewan kurban. Jika tak sanggup juga, maka
berusahalah menyembelih sifat hewan dalam diri agar bisa dekat-dekat
dengan Tuhan. Agar kasih sayang-Nya menaungi kita. Siapa yang tak mau dicintai
Ilahi? Siapa yang tak mau dekat dengan Tuhan?
Kalau mau menjadi karib Ilahi, maka ubahlah hati dan
perbuatan ke arah yang lebih baik, ubah hati agar mencintai segalanya,
mencintai lingkungan, mencintai manusia sekitar, mencintai yang disuka Tuhan. Wallahu
‘alam.
(Dimuat Di Koran Riau, Jumat, 10 Oktober 2014)
By Griven H. Putera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar