Senin, 20 Oktober 2014

Dekat

Salah-satu keagungan bulan Zulhijjah inilah adalah dilaksanakannya perintah kurban. Kurban itu sendiri diambil dari bahasa Arab yang bermakna dekat. Sehingga pelaksanaan kurban pun dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jadi, hewan  ternak yang disembelih merupakan satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Ibadah kurban ini bermula dari kisah menarik yang terjadi antara Ibrahim, Ismal dan Hajar. Tiga manusia in merupakan manusia panutan sepanjang masa. Rela mengorbankan perasaan kemanusiaannya demi perintah Tuhan. Sehingga nama mereka abadi dikenang umat manusia berbilang masa. Ibrahim tampil sebagai serang bapak sekjaligus pemimpin atau khalifah yang sempurna, yang rela mengorbankan perasaan sayang pada buah hati demi Tuhan Sang Pemlik abadi si buah hati tersebut. Hajar rela mengorbankan rasa bela kasih seorang bunda demi patuh dan taat pada suami yang mendapat perintah Allah Swt. Sang anak tak peduli dengan nyawa sendiri demi ketaatan Allah Swt.
Upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan fitrah manusia. Tak satupun manusia yang tak ingin dekat dengan Zat Yang Maha Sempurna. Pun seorang yang mengaku ateis sekalipun, dalam hati kecilnya tetap ingin dekat dengan Tuhan. Kalau tak percaya tengoklah ketika orang yang amat dicintainya sedang dilanda sakit keras yang hampir dijemut ajal. Dalam hatinya akan terucap nama God, atau Tuhan, atau Allah di puncak rasa risaunya.
Selain dengan cara berkurban di bulan haji, cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. bermacam bagai. Mulai dari doktrin agama hingga mengikuti hati nurani semata.
Tuhan merupakan Zat yang Maha Suci, untuk itu, dalam banyak tarikat agama, jalan atau stasiun pertama untuk dekat dengan Tuhan melalui penyucian diri, zahir dan batin. Dalam Islam, penyucian zahir itu ditandai dengan wudhuk atau mandi taubat, lalu beristighfar sebanyak mungkin. Secara batin, seorang pejalan menuju Tuhan (salik) mulai bertobat dari segala hal yang berbau dosa, terutama hati. Hati dibersihkan dari angan-angan melakukan kemaksiatan. Dibersihkan dari sangka buruk kepada Tuhan dan sangka buruk kepada sesame manusia. Disucikan dari segala sifat mazmumah atau tercela. Sifat itu bisa berupa hasad, dengki, khianat, dendam, iri hati, sombong, ujub, sum’ah, riya dan lain sebagainya.
Jika hari ini kita tak sanggup mengorbankan anak; kekasih tercinta demi Tuhan, maka sembelihlah hewan kurban. Jika tak sanggup juga, maka berusahalah menyembelih sifat hewan dalam diri agar bisa dekat-dekat dengan Tuhan. Agar kasih sayang-Nya menaungi kita. Siapa yang tak mau dicintai Ilahi? Siapa yang tak mau dekat dengan Tuhan?
Kalau mau menjadi karib Ilahi, maka ubahlah hati dan perbuatan ke arah yang lebih baik, ubah hati agar mencintai segalanya, mencintai lingkungan, mencintai manusia sekitar, mencintai yang disuka Tuhan. Wallahu ‘alam.
  
(Dimuat Di Koran Riau, Jumat, 10 Oktober 2014) 

By Griven H. Putera 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar